Aalatuul, Yamiin, Shimal......
Bulan ini memasuki bulan ketiga saya bertugas di negeri
seribu parabola…maaf, sepertinya lebih banyak parabola daripada menara di
negeri berperadaban lebih dari 5000 tahun ini. Bagaimana tidak? Diantara
gedung-gedung apartemen yang saling berdesakan di kota Kairo, sempatkanlah mendongak ke puncak-puncaknya,
maka anda akan lihat parabola berbagai ukuran saling berhimpitan seperti jamur
berdesakan di atas kayu mati di musim hujan. Dengan parabola, hiburan dari
negeri-negeri tetangga, kisah-kisah yang masuk berita di sepanjang jazirah Arab
dan Afrika Utara bisa ditangkap, dibicarakan, kadang mengundang polemik hingga
tingkat nasional. Misalnya saat pemimpin negeri ini yang digulingkan beberapa
saat lalu menyerukan pemutusan hubungan dengan negeri seberang yang tengah
dilanda perang saudara, dan membiarkan jika ada rakyatnya yang “berjihad” ke
sana.
Tapi saya tak mau bicara politik negeri lain di tulisan ini.
Lebih baik saya cerita tentang kehidupan saya yang sangat berbeda dari di
Indonesia. Sungguh…kadang pengalaman yang saya lalui sehari-hari bikin ketawa,
bikin sebel, bikin gondok…karena sifat manusia dan bangsa memang berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Ambil contoh tentang taksi. Pengalaman saya naik
taksi di Jakarta atau Semarang, umumnya menyenangkan. Taksi-taksi merek
tertentu dengan meter yang pasti, dengan pengemudi yang tahu arah yang saya
ingin tuju, nyaman berpendingin udara, tentu membuat pengalaman naik taksi
menyenangkan. Tak jarang saya akan memberikan uang lebih dari meter yang
tertera di akhir tujuan. Namun, hal itu jarang terjadi di Kairo. Ada dua jenis
taksi di Kairo, hitam yang tidak bermeter, jadi anda musti pintar nego dalam
bahasa Arab supaya dapat ongkos murah dan putih yang (seharusnya) nyaman, ga
perlu nego dan meternya pasti. Of course, saya memilih naik taksi putih, dengan
asumsi pelayanan sama seperti di Jakarta, namun yang saya alami sering bikin
sebel bin dongkol. Memang ada beberapa pengemudi yang jujur, tidak memainkan
meter taksi dan pengemudinya ramah. Namun tak jarang saya harus menahan gondok.
Betapa tidak, ada yang memainkan meter, dengan dahsyatnya, sehingga ongkos dari
apartemen ke kantor yang biasanya hanya LE 9 atau 10 menjadi LE 25. Atau yang
sengaja tidak menyalakan meter dengan alasan rusak. Belum lagi, meskipun
berpendingin, jarang ada taksi yang mau menyalakan AC mobilnya, lebih memilih
membuka jendela lebar-lebar, membiarkan debu kota Kairo masuk, bikin penumpang
kepanasan pula karena suhu udara Kairo yang panas dan kering. Ada juga yang
punya modus menaikkan penumpang (karena lokasi itu jarang taksi), lalu di
tengah-tengah jalan tol baru nego harga! Hah….mau marah ga sih?? Atau yang
lebih antik, di tengah jalan menuju apartemen, pengemudi menaikkan penumpang
lain…serasa naik angkot rasanya kan??
Ada lagi pengemudi taksi yang sok tahu dengan arah yang kita
tuju, alih-alih nyampe, malah nyasar ga jelas, itupun masih ngeyel bilang kalau
itu alamat yang kita tuju. Nah…untuk menghindari pengalaman yang sama terulang,
saya akan membawa secarik kertas bertulisan arab mengenai tempat yang saya
tuju. Atau…nah, ini untungnya punya banyak teman dan staf yang jago berbahasa
Arab: telpon teman, minta dia bicara ke sopir taksi dalam bahasa Arab, tempat
yang akan kita tuju. Beres kan….
Nah..nah…apa yang saya ceritakan di atas jangan sampe
menghalangi keinginan untuk eksplorasi Kairo dan sekitarnya ya? Banyak tempat
wisata yang masuk dalam daftar wajib kunjung. Jadi, caranya, kalau ada taksi
yang sepertinya pengemudinya ok, tanyakan no hpnya, jadi next time butuh taksi,
tinggal panggil lewat hape. Eh…tapi tetep harus nego harga ya….
Oya, kalau memang anda tahu pasti arah yang dituju, kuasai
tiga kata ini: lurus, kanan dan kiri dalam bahasa Arab alias aalatuul, yamiin,
dan shimal (sorry kalau salah ejaan J). Jangan lupa, kasih pengemudi
petunjuk hotel atau bangunan yang paling gampang diketahui yang dekat dengan
arah tujuan dan daerahnya, untuk memastikan memang itu tujuan anda. Misalnya
saya, karena kantor saya di belakang hotel Four Season, maka saya pastikan saya
bicara dengan jelas: Four Season Funduq, Garden City. Ehehehe…karena tampang
saya Asia, pengemudi taksi yang berpengalaman langsung tahu pasti kantor saya,
pasti yang itu…. :D
****